GERHANA
MATAHARI TOTAL (GMT)
“Fenomena Dahsyat Abad 21; Bahan
Memperbaiki Diri dan Mengingat Ilahi”
Oleh: Hanif
Fatkhur Aziz
Sebuah hal yang luar biasa telah
terjadi di Indonesia pada tanggal 9 Maret 2016, yaitu Gerhana Matahari Total
(GMT). Hal ini menjadi trending topic dan sorotan dari berbagai media
dan elemen masyarakat di dunia. Bagi Indonesia, fenomena langka ini memiliki
banyak sekali kemanfaatnya, mulai dari bidang agama, ekonomi, hingga
pariwisata. Oleh karena itu, banyak sekali yang berbondong-bondong untuk
menyaksikan GMT ini.
Dilihat dari kacamata agama,
fenomena GMT merupakan bahan refleksi dan edukasi bagi masyarakat Indonesia
khususnya. Bagaimana tidak, dengan adanya GMT ini, banyak dari lapisan
masyarakat beragama khususnya Islam, menjalankan shalat gerhana matahari.
Dengan pelaksanaan shalat ini masyarakat menjadi tahu bagaimana pelaksanaannya
sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt agar dzat yang melimpahkan segala nikmat
dan karunia. Tak diragukan lagi kebesaran Allah Swt yang menunjukkan tatanan
alam semesta yang menakjubkan, dan berkat kehendak-Nya dalam hitungan menit
saja bisa di balikkan dari cahaya cerah menuju gelap tertutupi bulan.
Subhanallah... Ini adalah bahan pelajaran bagi kita semua, bahwasanya Allah
dapat dengan mudah memberikan kehidupan dan mengakhirinya dengan mudah. Pertanda
ini telah diisyaratkan dalam Q.S. at-Takwir ayat 1 bahwasanya kelak matahari
akan digulung dan tidak bersinar lagi. Oleh karena itu, sebagai umat yang
beriman, dengan berbagai peringatan seperti terjadinya GMT ini, kita harus
senantiasa memperbaiki diri dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt.
Selain keuntungan dalam sudut
pandang agama, GMT ini juga memiliki peran yang cukup besar terhadap neraca
perekonomian masyarakat. Dimana segenap masyarakat banyak yang mengambil
kesempatan ini untuk menjual berbagai perlengkapan yang dapat menjadi pendukung
dalam menyaksikan GMT ini. Lihat saja, kacamata 3D, penyelenggaran nonton
bareng yang diorganisir yang mampu menghasilkan keuntungan bersama, dan banyak
juga pedagang yang bersemangat dalam menjajakan dagangannya sambil menyaksikan
GMT ini serta masih banyak keuntungan-keuntungan material lainnya yang tidak
bisa disebutkan satu persatu. Dan yang menjadi tren adalah fenomena ini menjadi
sebuah ajang wisata. Hal ini di dukung oleh google yang memberikan
informasi secara luas di dunia maya mengenai GMT ini, sehingga menarik wisatawan
domestik maupun mancanegara untuk berduyun-duyun menghampiri beberapa titik
yang menjadi tempat berlintasnya GMT. Benar-benar hal yang luar biasa sekaligus
langka yang menjadi daya tarik dan fokus dunia.
Sebenarnya GMT tidaklah asing di
Indonesia, karena pada tahun 1983 hal ini pernah terjadi di Indonesia. Namun,
pada saat itu pembodohan publik menyebar luas, dimana masyarakat dihantui
ketakutan sehingga mereka malah berdiam diri di dalam rumah dan tidak
memberanikan diri untuk menyaksikannya. Sebuah kerugian memang, dimana anugerah
berupa fenomena langka tak bisa dinikmati. Bahkan yang lebih ekstrim lagi,
banyak yang berpendapat bahwa melihat GMT secara langsung dapat menimbulkan
kebutaan. Tentu saja pendapat yang semacam ini mau tak mau berpengaruh besar
terhadap masyarakat, yang kemudian malah menutupi kehidupan mereka pada hari
itu dengan berdiam di rumah dan menutupi setiap akses dan celah rumah termasuk
memasang hordennya. Tak pelak semua itu kian bertambah seram dengan hadirnya
berbagai pernyataan bahwa GMT hadir membawa bahaya dan malapetaka bagi manusia.
Sehingga, GMT tahun 1983 mayoritas masyarakat Indonesia tidak menyaksikannya.
Menelik dari sejarah yang telah
berlalu, kini stigma yang berkembang dulu mulai terpinggirkan. Masyarakat kini
seolah berhasrat untuk menyaksikan GMT ini, baik dengan mata telanjang maupun
berbantuan alat penglihatan lain. Akhirnya fenomena langka nan luar biasa
tersebut bisa disaksikan oleh khalayak umum di berbagai tempat di Indonesia. Langka
memang karena ini adalah hal yang belum tentu berulang dalam kurun waktu yang
dekat. Meskipun diperkirakan nanti pada tanggal 20 April 2023 di Indonesia juga
akan kehadiran Gerhana Matahari Cincin. Namun, yang terpenting dan tak boleh
dilewatkan setelah hadirnya GMT ini adalah semua merupakan anugerah bagi manusia
dari Pencipta yang patut disyukuri, dan dijadikan bahan pelajaran bahwasanya
inilah kebesaran-Nya. Sehingga, kita harus senantiasa mengingat-nya dimana pun
dan kapan pun itu, karena berkat kehendak-Nyalah kita diberi kehidupan.
Fenomena
Langka merupakan Isyarat Ilahi;
Agar setiap
Insan tak lupa diri
Agar mereka
tak menyombongkan diri
Agar mereka
tidak puas diri
Cahaya
merupakan kebutuhan
Karena tiada
cahaya kita dalam kegelapan
Cahaya
sejatinya adalah risalah kebenaran
Yang harus
dijadikan modal perbaikan
GMT ini ialah
anugerah ilahi
Yang patut
disyukuri bukan malah dilaknati
Karena untuk meraih ridha ilahi
Kita tak boleh
lepas dan lupa mendekatkan dan menghambakan diri

Komentar
Posting Komentar