Oleh: Hanif Fatkhur Aziz
Ada sebuah kisah tentang seorang
anak dan sang ayah yang berekreasi ke suatu taman atau perkebunan. Anak tersebut telah dididik dari kecil dengan
suatu akhlak yang terpuji sehingga kepribadian sang anak selalu menunjukkan
keberadabannya. Sang anak selalu bertanya kepada siapa pun jikalau memang belum
mengetahui sesuatu. Kemudian ketika berkeliling-keliliing perkebunan sang anak
melihat sebuah bunga mawar yang salah satu tangkainya tidak lurus (jawa:
bengkong). Kemudian sang anak bertanya kepada ayahnya: kenapa bunga tersebut
tangkainya ada yang tidak lurus? Sang ayah menjawab : bunga tersebut tidak
lurus karena si perawat kebun tidak merawatnya dengan rajin sehingga akhirnya
bunga tersebut tangkainya ada yang tidak lurus. Kemudian sang anak menyuruh
sang ayah untuk meluruskan tangkai bunga mawar tersebut. Namun sang ayah hanya
tersenyum, kemudian berkata: nak, tangkai tersebut sudah tua dan batangnya
sudah sangat tebal, sehingga meluruskannya ketika sudah tua dan batangnya tebal
sangat-sangat tidak mungkin, karena seharusnya hal tersebut dilakukan secara
kontinu setiap hari semenjak ditanam dengan perawatan yang rajin.
Hal ini ada kaitannya dengan akhlak manusia, apabila sudah tertanam suatu
kebajikan atau akhlak mulia dari kecil insyaallah selama besar ia akan menjadi
pribadi yang berakhlak. Dalam suatu riwayat pernah dijelaskan bahwasanya
seseorang yang telah dididik dengan akhlak terpuji semenjak kecil kemudian
menjadi pribadi yang berakhlak buruk ketika dewasanya maka kemungkinan ia akan
bertaubat dan ia tidak celaka sebelum ajalnya tiba itu jauh lebih besar karena
sewaktu kecil telah ada dasar pengetahuan yang baik dan benar.
Inti dari ceriurat dalam tersebut adalah:
1.
Perbaikilah akhlakmu kepada akhlak yang terpuji.
2.
Jagalah keluargamu dari api neraka seperti yang
tersurat dalam Al-qur’an at-tahrim ayat 6, dengan pendidikan dan kebaikan.
3.
Mari senantiasa bertaubat akan senantiasa
bertaubat dan meninggalkan setiap perbuatan dosa yang telah kita perbuat.
4.
Rahmat Allah itu jauh mendahului murkanya. Maka
mari kita perbaiki kesalahan kita sebelum Allah mengambil kita.


Komentar
Posting Komentar