21 Oktober 2014
AKHLAK TERCELA
Era globalisasi yang menandai adanya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi yang sangat pesat, telah banyak menimbulkan pengaruh terhadap
peradaban manusia. Unsur keterbukaan yang dibawa oleh era modern inilah yang
mempengaruhi berbagai watak, tabiat maupun akhlak dari setiap manusia.
Akhlak
manusia ini yang kemudian dalam berbagai kenyataan telah banyak
terombang-ambing, dan terpengaruh oleh dampak buruk dari globalisasi terutama
kaum muda. Maka ini merupakan suatu permasalahan yang sangat pelik dan harus
dicari pemecahannya. Karena kita ketahui bersama generasi muda adalah generasi
emas yang akan meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa kita.
Perlu sekali kiranya kita mencegah
bahkan menghilangkan tercela yang tertanam dalam diri setiap manusia. karena
sifat maupun akhlak tercela akan membawa manusia mencapai derajat kehinaan yang
akan membawa kepada suatu kemunduran bagi suatu kaum. Akhlak tercela yang kian
marak perlu kiranya ditanggulangi sehingga tidak membawa kita menuju zaman
jahiliah yang penuh kebiadaban, tetapi membawa kita menuju zaman modern dengan
berbagai perkembangannya dengan diiringi beradabnya masyarakat.
Dari berbagai uraian diatas, maka
penulis merasa penting kiranya membahas mengenai akhlak tercela, dampaknya,
macam-macamnya, dan cara mencegahnya.
Definisi Akhlak Tercela
Secara bahasa Akhlak tercela tersusun dari dua kata yaitu akhlak, dan
tercela. Akhlak menurut bahasa mempunyai arti watak atau tabiat, dan tercela
mempunyai arti jelek, buruk, dan tidak sesuai aturan. Sehingga akhlak tercela
secara bahasa dapat dikatakan sebagai suatu watak yang mendorong berbuat tidak
baik.
Secara istilah akhlak tercela merupakan suatu watak yang dimiliki oleh
seseorang yang tidak sesuai, bahkan menyimpang dengan syariat agama atau aturan
yang berlaku secara umum, yang menimbulkan nilai-nilai negatif terhadap orang
yang melakukannya, sehingga mendorong seseorang untuk melakukan hal yang buruk
atau menyimpang dari suatu kebaikan.
Dampak Akhlak Tercela
Setiap perbuatan seeorang tentu akan menghasilkan suatu akibat atau dampak,
kalau hal baik yang dilakukan maka ia akan memperoleh kebaikan pula. Sebaliknya
apabila hal buruk yang dia lakukan maka ia akan memperoleh suatu keburukan
pula. Sama halnya dengan akhlak tercela yaitu memiliki berbagai dampak,
diantaranya:
1.
Setiap akhlak tercela mengarahkan kepada nilai yang negatif.
2.
Akhlak tercela membawa kepada penyimpangan terhadap aturan yang ada.
3.
Akhlak tercela akan melemahkan keimanan serta ketakwaan manusia terhadap
Allah SWT.
4.
Akhlak tercela sangat merugikan baik diri sendiri maupun orang lain.
Setiap akhlak yang tercela akan menimbulkan suatu dampak atau akibat yang
tercela pula, karena sesuai dengan sabda
Rasulullah SAW: “Barang siapa yang menanam kebaikan maka ia akan memperoleh
kebaiikan dan barangg siapa yang menanamkan keburukan maka ia akan memperoleh
keburukan pula”.
Macam-macamnya
Macam-macam akhlak tercela sangatlah banyak sekali karena setiap perbuatan
yang menyalahi aturan dan menurut akal itu benar-benar salah yang mengantarkan
kepada perilaku negatif maka itu adalah akhlak yang tercela. Tapi disini
penulis hanya akan membahas beberapa hal saja mengenai akhlak tercela
diantaranya:
Sombong berarti bahwa kita mengakui dengan sendirinya bahwa kita adalah
segalanya, kita adalah yang terbaik, dan tiada yang bisa melebihi kita. Sifat
ini tentunya harus kita tinggalkan
karena ketika kita memiliki sifat ini maka kita dengan sendirinya kita
menghilangkan eksistensi dari orang lain, bahkan wujud Allah Yang Maha Kuasa.
Maka kita harus selalu mengingat bahwasanya segala sesuatu yang kita punya
adalah milik Allah SWT, sifat takabbur atau sombong ini adalah mutlak milik
Allah (al-Mutakabbir). Manusia tiadalah apa-apanya disisi Allah sebagaimana
kisah Nabi Sulaiman yang kaya raya yang ingin memberikan makan makhluk Allah
ternyata dengan hitungan menit saja harta nabi Sulaiman habis. Qarun juga
dengan kebanggaannya dengan hartanya mengakibatkan ia dibenamkan dimuka bumi
beserta hartanya.
Apakah kita boleh bersifat sombong terhadap orang yang sombong?
Pertanyaan ini perlu kiranya kita bahas, ada sebuah hadits yang berbunyi: “al-takabburu
lil mutakabbiri shadaqatun” artinya sombong terhadap orang yang sombong
adalah bernilai shadaqah. Berlaku sombong terhadap
setiap orang yang berlaku sombong adalah memiliki nilai shadaqah ini masih
dipertanyakan pula karena mencegah orang berbuat tidak baik dengan berbuat
kurang baik terhadapnya adalah masih kurang baik. Karena masih ada cara yang
lebih baik ketimbang kita harus ikut pula berbuat tercela.Tetapi esensinya adalah tergantung dengan niatnya, karena manakala ia
berlaku sombong terhadap orang yang sombong dengan niat untuk menginngatkan
bahwasanya Allahlah yang berhak untuk sombong, maka ini lebih mendekati nilai
kebenaran. Karena setiap perbuatan itu tergantung kepada niatnya manakala
niatnya adalah baik maka kebaikan untuknya dan sebaliknya. Mari kita senantiasa
mengingat bahwa Allah SWT adalah segala-galanya, setiap yang kita punya dan
kelebihan yang kita miliki adalah berasal dari Allah SWT.
2.
Iri dan dengki
Iri dan dengki merupakan dua hal yang amat sangat berbeda namun kebanyakan
manusia menyatukan keduanya. Menurut penulis iri adalah suatu sifat yang selalu
menginginkan apa yang dimiliki oleh orang lain. Dalam hal akhlak terpuji yang
menyangkut sifat iri ini kecuali menginginkan ilmu dan kebaikan. Sedangkan
dengki adalah sifat yang selalu menunjukkan sikap tidak suka ketika orang lain
mendapatkan atau memperoleh kebaikan. Sebagai contoh tidak suka orang lain
mendapatkan kesenangan.
Sifat ini akan mengarahkkan manusia untuk selalu berharap seperti yang
orang lain bisa dan punya. Dan ini akan menimbulkan sifat ketidak percayaan
terhadap kemampuan dan kualitas yang dimiliki setiap individu. Maka, mari kita
syukuri apa yang kita miliki, kembangkan apa yang kita kuasai. Karena Allah
pasti akan memberikan sesuatu sesuai dengan kadar usaha yang dilakukan oleh
manusia. dan Allah akan menambah nikmat yang diberikan manakala kita mensyukuri
apa yang kita miliki.
3.
Riya’
Riya dapat diartikan sebagai suatu hal yang dikerjakan tidak mengharapkan
kemulaian disisi Allah melainkan kemulaian disisi manusia. sebagai contoh
seseorang melakukan shalat dengan rajin untuk mengharapkan pujian dari manusia.
perbuatan ini adalah salah satu perbuatan syirik kecil yang sangat ditakutkan
oleh Allah SWT. Karena secara tidak langsung menghindarkah kita dari esistensi
dari Allah SWT. Karena selalu mengharapkan kemulaian dalam pandangan manusia.
Riya’ ini haruslah ditinggalkan karena riya’ akan menggugurkan setiap
pahala kebaikan yang kita lakukan dan semata-mata hanya sia-sia. Karena
kemuliaan disisi manusia adalah bersifat sementara sedangkan kemuliaan disisi
Allah adalah yang kekal.
Cara Mencegah Akhlak Tercela
Ada berbagai
cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah setiap perbuatan tercela bahkan
menanggulanginya diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ingatlah Allah kapan pun
dan dimanapun kamu berada.
2. Ingatlah bahwa setiap
perbuatan yang kamu lakukan akan menimbulkan dampak sesuai dengan kadar yang
kamu lakukan.
3. Lakukanlah kebaikan
karena kebaikan mencegah keburukan.
4. Bedakanlah mana yang haq
dan mana yang bathil terhadap segala sesuatu yang akan dikerjakan.
“Setiap langkah penuh
makna akan membawa kita kepada suatu yang menimbulkan suatu kebaikan”


Komentar
Posting Komentar